Pernahkah anda mengamati info nutrisi pada kemasan label makanan ? Pelabelan nutrisi makanan sudah diwajibkan sejak tahun 1990 di Amerika. Bahkan badan hukum keamanan pangan akan menetapkan jumlah asupan kalori dan dikirim ke restoran-restoran. Tujuannya untuk mengingatkan akan pola makan sehat.
Pemberian label makanan sebenarnya bertujuan untuk mendorong orang memilih makanan yang lebih sehat. Bahkan banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa pola makan orang banyak yang tidak berubah meskipun makanan sudah diberikan label nutrisi.
Misalnya saja pada es krim cokelat seberat 100 gram, meskipun mengandung 300 kalori dan 18 gram lemak namun tidak membuat banyak orang Amerika berhenti mengonsumsinya. Padahal jika ingin membakar kalori ini membutuhkan waktu satu jam untuk berolahraga.
Seperti dilansir NPR (23/4/2013), ternyata pernyataan tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa pascasarjana di Texas Christian University. Penelitian ini melibatkan 300 responden, berusia 18 hingga 30 tahun.
Semua peserta akan diperiksa asupan kalorinya. Selama penelitian ini berlangsung tiap responden diminta untuk membatasi konsumsi burger, kentang goreng, ayam goreng, salad, hidangan penutup dan minuman bersoda.
Hasil penelitian telah dipresentasikan di Boston dalam pertemuan Experimental Bology 2013. Ternyata latihan mengurangi asupan junk food berhasil membuat para responden mengubah pola makannya jadi lebih baik. Merekapun dapat membakar sejumlah kalori di dalam tubuhnya.
Pada tahun 2011, para peneliti di Johns Hopkins University menemukan bahwa ketika para responden mengonsumsi minuman ringan mereka akan berolahraga selama 50 menit untuk membakar gula. Namun ada juga responden yang sadar akan dampak minuman bersoda dan lebih memilih untuk menghindari minuman bersoda dan lebih memilih air putih.
Dari hasil penelitian ini bisa dilihat jika orang yang tidak bisa menjauhi makanan berlemak akan berusaha untuk membakar lemak dengan berolah raga. Sedangkan mereka yang tidak berani mengambil risiko akan segera menghindari makanan lemak tersebut.
Pemberian label makanan sebenarnya bertujuan untuk mendorong orang memilih makanan yang lebih sehat. Bahkan banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa pola makan orang banyak yang tidak berubah meskipun makanan sudah diberikan label nutrisi.
Misalnya saja pada es krim cokelat seberat 100 gram, meskipun mengandung 300 kalori dan 18 gram lemak namun tidak membuat banyak orang Amerika berhenti mengonsumsinya. Padahal jika ingin membakar kalori ini membutuhkan waktu satu jam untuk berolahraga.
Seperti dilansir NPR (23/4/2013), ternyata pernyataan tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa pascasarjana di Texas Christian University. Penelitian ini melibatkan 300 responden, berusia 18 hingga 30 tahun.
Semua peserta akan diperiksa asupan kalorinya. Selama penelitian ini berlangsung tiap responden diminta untuk membatasi konsumsi burger, kentang goreng, ayam goreng, salad, hidangan penutup dan minuman bersoda.
Hasil penelitian telah dipresentasikan di Boston dalam pertemuan Experimental Bology 2013. Ternyata latihan mengurangi asupan junk food berhasil membuat para responden mengubah pola makannya jadi lebih baik. Merekapun dapat membakar sejumlah kalori di dalam tubuhnya.
Pada tahun 2011, para peneliti di Johns Hopkins University menemukan bahwa ketika para responden mengonsumsi minuman ringan mereka akan berolahraga selama 50 menit untuk membakar gula. Namun ada juga responden yang sadar akan dampak minuman bersoda dan lebih memilih untuk menghindari minuman bersoda dan lebih memilih air putih.
Dari hasil penelitian ini bisa dilihat jika orang yang tidak bisa menjauhi makanan berlemak akan berusaha untuk membakar lemak dengan berolah raga. Sedangkan mereka yang tidak berani mengambil risiko akan segera menghindari makanan lemak tersebut.
0 Komentar Info Nutrisi pada Label Makanan Tidak Pengaruhi Pola Makan Sehat
Post a Comment