-->

Tuesday, March 13, 2012

Jika JIL Bubar, Belum Tentu Liberalisme Pudar

Kabar terbaru JIL berita terkini Jaringan Islam Liberal
#IndonesiaTanpaJIL. Eksistensi Jaringan Islam Liberal adalah masalah sistem. Sistem demokrasi berada dibalik eksistensi gagasan liberal yang memunculkan kelompok-kelompok sesat seperti JIL. Karena itu, meskipun JIL dilarang, bukan berarti liberalisme berhenti.

“Jadi meskipun JIL dilarang, ideologinya tidak mati sebagaimana gerakan Islam dihancurkan ideologinya tidak akan mati,” tandas Ketua Lembaga Pengkajian Syariat Islam, Ustadz Fauzan Al Anshari menanggapi gelombang penolakan Jaringan Islam Liberal kepada Eramuslim.com, Jum'at lalu.

Dengan segala kompleksitas masalah yang terjadi, umat Islam harus berani mendorong untuk melihat persoalan lebih integral. Umat Islam tidak bisa sekedar menembak JIL tapi membiarkan demokrasi terus berkembang.

“Jadi solusi terbaiknya adalah mengganti sistem. Sebab selama sistem pemerintahan demokrasi masih diterapkan, liberalisme tidak akan pernah padam,” ujarnya.

“Nah dengan sistem apa demokrasi diganti? Dengan sistem Islam,” sambungnya.

Tujuan kelompok liberal jelas kekuasaan. Greg Barton dalam bukunya Gagasan Islam Liberal di Indonesia menjelaskan salah satu liberalisme yang dilakukan elit liberal di Indonesia adalah liberalisme politik.

“Kalau pemikiran liberal dilempar kemana-mana yang dengar rakyat biasa yang merupakan objek. Tapi jika kelompok liberal masuk ke dalam pemerintahan, dia menjadi subjek penentu kebijakan publik,” ujarnya.

Maka itu tidak heran, kekuasaan SBY saat ini ditopang oleh kelompok liberal. Kelompok liberal yang bersifat global ini menjadi aktor liberalisme yang terjadi di Indonesia. Hal ini, misalkan, dapat dilihat dari kebijakan menaikkan harga BBM.

“Isu kenaikan migas dan BBM ini sudah ditolak oleh Mahkamah Konstitusi bahwa mekanisme pasar tidak boleh diikuti, tapi liberalisme itu kan global. Mana kekuatan liberalisme global itu? Ya Amerika. Jadi ini kelompok besar, bukan kecil," ingatnya.

0 Komentar Jika JIL Bubar, Belum Tentu Liberalisme Pudar

Post a Comment

Back To Top